Desa Legetang adalah sebuah desa yang terletak di Jawa Tengah dan terkenal dengan legenda yang menarik. Menurut cerita, desa ini hilang secara misterius dalam semalam, menyisakan hanya kenangan bagi penduduk sekitarnya. Kisah Desa Legetang yang ada di dataran tinggi dieng Jawa Tengah. Dusun tersebut hilang dalam satu malam bersama ratusan warganya sekitar 69 tahun silam.
Desa Legetang dikenal dengan keindahan alamnya dan kehidupan masyarakat yang harmonis. Penduduknya bekerja sebagai petani dan hidup dalam kedamaian. Namun, ada mitos bahwa desa ini memiliki hubungan erat dengan dunia gaib.
Dusun Legetang saat itu berada di Desa Pekasiran, yaitu desa di pegunungan Dieng, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Dusun yang ditinggali oleh 450 jiwa itu rata dengan tanah karena tertimbun longsoran Gunung Pengamun-amun pada 17 April 1955.
Kisah Desa Legetang Tertimbun Longsoran Gunung Pengamun-amun
Pada 17 April 1955 malam hari itu terjadi hujan lebat. Hujan yang benar-benar lebat itu terjadi di dukuh kecil daerah Batur, Dieng. Tiba-tiba terdengar gemuruh, seperti benda besar yang jatuh hingga terdengar ke desa-desa tetangganya.
Saat itu, tidak ada satu pun warga yang berani untuk keluar rumah karena suasana benar-benar gelap dan jalanan licin. Saat pagi hari tiba, penduduk yang tinggal di sekitar Desa Legetang baru keluar dari rumah. Ketika pagi tiba, mereka terkejut menemukan bahwa seluruh desa telah menghilang. Rumah, ladang, dan bahkan jalan setapak yang biasa mereka lewati hilang tanpa jejak.
Keesokan harinya, banyak warga dusun sekitar yang tercengang dan menangis setelah mengetahui Desa Legetang sudah rata dengan tanah bersama dengan warganya. Bahkan, tinggi material tanah longsor kala itu disebut mencapai lebih dari dua meter. Penduduk yang tersisa mulai mencari tahu ke mana perginya desa mereka. Mereka mendengar bisikan dari hutan tentang roh penjaga yang mungkin tidak senang dengan tindakan mereka. Mitos lokal mengatakan bahwa desa ini diambil oleh dunia gaib karena ketidakadilan atau pelanggaran norma yang pernah terjadi.
Sejak itu, mayat warga Dusun Legetang masih terkubur bersama rumahnya. Faktor keterbatasan alat, upaya pencarian korban hanya dilakukan di titik-titik yang diduga merupakan lokasi rumah petinggi Dusun Legetang.
Cerita mengenai bencana Legetang tersebut dikaitkan dengan azab kemaksiatan yang terjadi di sana. Walaupun, kebenarannya tidak diyakini, masyarakat sekitar mendengar cerota gethak tular (dari mulut ke mulut).
Adanya budaya homoseksual prostisusi dan perjudian menjadi berita yang marak diisukan terjadi di Legetang, seperti kaum sodom. Bahkan, tersebar cerita, langgar atau mushola di Legetang telah digunakan untuk hal yang menyimpang, dipakai sebagai tempat judi .
Tugu penanda peristiwa di Dusun Legetang |
Meskipun Desa Legetang hilang, kisahnya tetap hidup dalam ingatan masyarakat sekitar. Legenda ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keharmonisan dengan alam dan sesama. Banyak yang mengunjungi lokasi desa yang hilang untuk merenung dan belajar dari pelajaran masa lalu.
Kisah Desa Legetang adalah contoh bagaimana mitos dan legenda dapat membentuk identitas suatu tempat. Meski desa itu tidak ada lagi, kenangannya terus mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang penting bagi generasi mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar